Header Ads

Low Block dan Set Piece Masih Jadi Momok Liverpool, Glasner Patahkan Rekor Arne Slot

Liverpool akhirnya harus menandaskan rekor kemenangan lima kali beruntun Liga Inggris usai dikalahkan Crystal Palace 2-1, Sabtu (27/9/2025) di Selhurst Park. Dua gol Crystal Palace tercipta dari set piece, dan yang paling ngebikin fans The Reds geleng-geleng kepala, gol terakhir yang tercipta benar-benar di ujung laga, menit 90+7 ole Nketiah! Sebelum wasit Chris Kavanagh meniup peluit panjang.

foto: theanalyst.com
Padahal skor sudah sempat imbang usai Chiesa menceploskan bola lewat skema open play di menit 87. Gol itu jadi terasa hambar karena kekalahan ini. Namun tidak untuk The Eagle! Crystal Palace mengokohkan rekor tak terkalahkan mereka di Liga Inggris. Tak terkalahkan di enam pertandingan hingga pekan ke enam. Mereka juga merangsek masuk tiga besar klasemen sementara, di bawah Arsenal.

Statistik penguasaan bola dikuasai Liverpool dengan 72 persen dan Expected goals (xG) 2,14. Tapi jumlah xG Palace lebih tinggi dengan 2,92. Boleh dibilang, beberapa peluang bisa dihasilkan Liverpool, namun gagal mengonversinya jadi dua gol. Sementara lawannya lebih efektif, dengan membuat dua gol.

Rapatnya pertahanan anak asuhan Glasner membuat, 26 peluang Liverpool hanya menghasilkan enam big chances loh! Sementara Crystal Palace punya tujuh big chances dari hanya 16 peluang.

Turun dengan formasi 3-4-2-1, Crystal Palace terlihat bermain cukup bertahan dengan serangan balik yang merepotkan Liverpool. Sisi lain, Arne Slot dengan formasi 4-2-3-1 andalannya, cukup kesulitan menembus rapatnya baris pertahanan Crystal Palace yang dikomandai sang kapten, Guehi. Beberapa kali percobaan dari gelandang serang dan sayap mampu dipatahkan begitu saja. 

Pada babak pertama, Liverpool kesulitan mengembangkan permainan, aliran bola dari dua fullback mereka, Kerkez dan Bradley tidak optimal. Mohamed Salah dan Wirtz di sayap kanan dan kiri juga kesulitan berkoneksi dengan dua fullback mereka.

Otomatis aliran bola untuk pemain nomor 9 mereka, Alexander Isak juga tidak banyak. Isak harus berjibaku mengandalkan skill individunya beberapa kali untuk bisa melakukan tembakan ke gawang lawan. Isak tidak banyak mendapat umpan yang bagus di babak pertama. Selain juga karena disiplinnya pertahanan lawan. Cepatnya transisisi bertahan ke menyerang Crystal Palace pun sungguh membuat Liverpool kelabakan di babak pertama. Pada menit 9, gawang Alisson bobol dan skor 1-0 masih bertahan hingga akhir babak pertama.

Formasi Slot yang sangat bertumpu pada fullback dan gelandang serang mereka mampu dibaca baik oleh pelatih Crystal Palace, Glasner. Dengan permainan blok rendah, dan tumpukan lima pemain di garis pertahanan, membuat aliran bola dari sayap dan gelandang Liverpool seolah tersendat. Saat asyik menekan, garis pertahanan Liverpool meninggi dan menimbulkan celah untuk umpan terobosan Crystal Palace ke striker mereka. Beberapa kali, baik Konate maupun Van Dijk harus kalang kabut melakukan penyelamatan dalam kondisi ini.

Penampilan Alisson menjaga gawang The Reds juga perlu diaprsiasi, beberapa kali ia melakukan save yang sangat baik dan krusial. Jika tidak, mungkin Liverpool bisa kebobolan tiga sampai empat gol. 

Kesulitan Liverpool menghadapi tim-tim dengan skema bertahan masih jadi momok yang belum terselesaikan. Meskipun sudah merekrut pemain kreatif seperti Florian Wirtz dan penyerang dengan kemampuan membuka ruang seperti Isak, tampaknya masalah ini belum juga bisa teratasi baik.

Apresiasi, sepertinya patut juga diberikan kepada Crystal Palace. Terutama sang kapten, Marc Guehi yang tampil sangat baik dan kokoh menjadi benteng pertahanan. Beberapa kali usaha Mo Salah digagalkan olehnya dan membuat build up Liverpool jadi sia-sia. 

Guehi mendapat rating tertinggi di pertandingan dengan angka 7,9. Sementara lini depan Liverpool, seperti Salah dan Isak hanya mendapat rating 6,0. Begitu juga Wirtz, di angka 6,7.

Jadi sekarang, hanya Crystal Palace sajalah tim yang belum terkalahkan sejauh ini di Liga Inggris!

Tidak ada komentar

close
pop up banner