Header Ads

Predator vs Bayangan? Membaca Ulang Duel Gyökeres dan Haaland di Emirates

Wow-wow-wow. Akhir pekan yang sungguh memanjakan bagi para pecinta liga Inggris nih. Mengapa? Ya, karena ada beberapa laga seru seperti MU vs Chelsea, dan Arsenal vs City. Pekan kelima Liga Inggris memang terlihat istimewa. Nah kali ini kita ngebahas mengenai dua striker, yaitu Haaland dan Gyökeres pada laga ini? Oke lanjut!

foto: Instagram @mancity

City turun dengan formasi 4-1-4-1 sedangkan Arsenal mencoba formasi 4-3-3. Dengan formasi seperti ini, dua striker harusnya perlu suplai bola yang mantap untuk menjebol gawang.

foto: https://www.manchestereveningnews.co.uk/

Skor akhir menunjukan Arsenal 1 – 1 Manchester City. Pertandingan dengan hasil imbang, namun memberi gambaran dua striker dari dua tim ini. Viktor Gyökeres, sang rekrutan anyar Arsenal yang diharapkan jadi mesin gol, dan Erling Haaland, predator lama yang lagi-lagi membuktikan dia hanya perlu satu kesempatan untuk merobek pertahanan lawan. Luar biasa. Dari segi kecepatan dan pembacaan ruang serta penyelesaian akhir, si gondrong pirang ini enggak diragukan. Jago banget!

Dari sisi statistik, Arsenal tampil cukup dominan sih dengan 67% penguasaan bola menjadi bukti bahwa mereka mendikte jalannya permainan. Bola mengalir, 582 umpan dilepas, dengan 517 akurat (89%). Sebagai perbandingan, City hanya mampu menyelesaikan 300 umpan dengan 229 akurat (76%).

Arsenal bahkan dalam pertandingan ini bisa kita lihat memasuki area berbahaya lebih sering dengan 272 umpan berbanding 121 milik City, ditambah 39 sentuhan di kotak penalti lawan, sementara City cuma punya 7 saja. Secara visual, peta serangan Arsenal mengepung pertahanan Man City. Bukan main.

Tapi kemudian kalau kita lihat Expected Goals (xG): 0.89 vs 0.87. Hampir imbang. Dominasi Arsenal ternyata tidak berbanding lurus dengan kualitas peluang mereka sih. City mungkin jarang menyerang, tapi setiap kali mereka melakukannya, peluang itu punya bobot yang sama dengan Arsenal. Ini dia!

Di tengah dominasi itu, ngeliat Gyökeres jadi gemes sendiri. Dia terlihat masih belum mendapat umpan yang mantap. Memang dia bermain penuh, bergerak, berlari, mencoba membuka ruang. Tapi hasil akhirnya dengan 0.01 xG. untuk ukuran seorang striker utama, angka itu belum bisa disebut maksimal kan?

Salah satu sebab musababnya, crossing Arsenal dari 5 percobaan, hanya 16% akurat. Gyökeres yang dikenal sebagai striker haus bola silang tak mendapat suplai. Touch di kotak penalti dari total 39 sentuhan Arsenal, Gyökeres hanya kebagian sedikit. Bukti bahwa ia juga tidak menjadi fokus distribusi.

Kemudian umpan panjang, Arsenal melepas 33 umpan jauh akurat (62%), tapi lebih banyak ke sayap, bukan ke target man. Nah-nah-nah, hasilnya, Gyökeres lebih banyak berlari untuk membuka ruang daripada benar-benar menyentuh bola di area berbahaya. Ini yang bikin gemes. FotMob misalnya, memberinya rating 6.0, salah satu terendah di lapangan. Ya, secara fair, dia memang enggak banyak dapat bola. Satu sisi, pertahanan City memang rapat dan disiplin, meski kebobolan juga oleh Martinelli di menit 90+2.

Di sisi lain, Haaland mungkin terlihat tenang sepanjang laga. City hanya melepaskan 5 tembakan sepanjang 90 menit, jauh dari 12 tembakan Arsenal. Tapi Haaland tahu bahwa striker tidak diukur dari jumlah sentuhan, melainkan dari kualitas yang ia berikan di momen penting.

Hanya dengan 5 sentuhan di kotak penalti, Haaland mencatat 2 tembakan, 1 on target, dan 1 gol. xG-nya berada di angka 0.52, dan xG on Target (xGOT) 0.53, hampir persis sesuai kenyataan. Itu artinya peluang yang ia dapat memang seharusnya jadi gol, dan Haaland menunaikan tugasnya dengan baik.

Rating FotMob Haaland mencapai 7.3, bukan spektakuler, tapi cukup untuk menjadi pembeda. Dalam laga yang ketat, seorang striker kelas dunia biasanya hanya butuh satu peluang untuk menuliskan namanya di papan skor.

Perbandingan ini tidak hanya tentang Gyökeres dan Haaland, tapi juga tentang filosofi tim. Arsenal menaruh kepercayaan pada volume. Umpan demi umpan, crossing demi crossing, tekanan demi tekanan. Tapi tanpa servis tajam ke target man, semua itu jadi sia-sia. City tampak percaya pada presisi. Umpan mereka lebih sedikit, sentuhan mereka terbatas, tapi setiap kali bola sampai ke depan, ada rancangan yang jelas. 

Statistik Pertandingan

Big Chances: Arsenal 2, City 1, tapi Arsenal justru lebih banyak membuang peluang (1 big chance missed).

Corner: Arsenal 11, City 1, jadi bukti Arsenal menekan habis-habisan, tapi tak ada yang berbuah.

Passing half lawan: Arsenal 272, City 121, ini artinya dominasi Arsenal jelas, tapi gagal diterjemahkan striker.

Offside: Arsenal 4, City 2, jadi indikasi Gyökeres beberapa kali mencoba lari ke belakang lini City.

Pertandingan di Emirates ini menyajikan ironi, Arsenal punya semua dominasi, tapi City punya Haaland. Gyökeres mungkin masih butuh waktu untuk menyatu dengan sistem Arteta sepertinya. Tapi, ini sudah pekan kelima bukan?

Tidak ada komentar

close
pop up banner